Langsung ke konten utama

Tidak Selamanya Masalah adalah Masalah

 

Starbuck Pondok Bambu, 11 Januari 2020

Hidup sebagai makluk sosial sudah menjadi resikonya akan berhadapan dengan lingkungan yang mungkin tidak sesuai dengan perspektif atau harapan. Banyak orang memilih untuk mengeluh dan menyerah dengan keadaan yang dihadapi. Namun, sejatinya selalu ada nilai (value) dalam setiap kejadian dan peristiwa yang kita alami dalam hidup. Tidak jauh membawa diri dalam lingkungan yang luas, hidup dalam keluarga bersama orang tua, atau dengan kakak dan adik yang sudah kita kenal sejak lahir pun ada saatnya akan dihadapkan pada sebuah masalah dan perselisihan. Sehingga memilih untuk hidup berdampingan dengan khalayak umum sudah pasti harus siap dengan resiko konflik atau masalah. Mendesksripsikan masalah pun beragam, mulai dare pemikiran yang berbeda, pilihan yang berbeda, hingga selera yang berbeda.

 

Sepele! Namun perbedaan tersebut tidak bisa selamanya diterima oleh hati. Untuk itu, kita perlu mendalami apa sebenarnya makna dare masalah atau perbedaan. Apakah ia hanya patut untuk dipertentangkan, diperdebatkan, atau hanya sesuatu yang akan membawa kesia-siaan dalam hidup. 

 

Mari coba kita ilustrasikan. Aplikasi permainan dalam smartphoneselalu memilikilevelyang berbeda-beda dan setiap levelmemiliki kesulitan yang berbeda-beda pula. Pertama kali mencoba permainan tersebut kita bisa kalah (gameover), namun karena kegigihan untuk mendapatkanlevelyang lebih tinggi, kita terus mencoba hingga tidak terasa sudah berada di level yang tinggi. Mulanya levelpertama yang dirasa sulit, hingga tidak terasa sulit lagi.

 

Begitupula dalam hidup, masalah akan selalu terasa sulit dan berat ketika hanya dilihat dan dihindari, tidak dijalani. Menyerah terhadap masalah hanyalah membuat kita menjadi manusia kalah dan beresiko membawa penyesalan. Diam terhadap masalah hanya akan membuat kita menjadi manusia statik (status-quo), tidak bernilai dan kalah juga. Bangkit dan teruslah mencoba hingga tidak punya lagi kesempatan untuk mencoba, itulah pejuang. Menghadapinya adalah solusi terbaik agar lepas dare kemungkinan terjebak pada masalah yang sama dan mampu melewati masalah dengan baik artinya telah menaikan level kehidupan satu tingkat lebih tinggi dare sebelumnya

 

Bagaimana berdamai dengan masalah?

Pertama,sadari bahwa di dunia ini selalu ada haters dan lovers. Apapun yang kamu lakukan, baik benar maupun salah, akan selalu ada orang yang suka dan tidak suka. Kamu tidak bisa memaksanakan orang untuk semuanya menjadi suka atau tidak suka, kamu juga tidak bisa memaksakan semua orang untuk percaya atau tidak percaya terhadap apa yang kamu sampaikan. Haters and lovers are always being there. Itu adalah resiko! Ingat, kita hidup sebagai makluk sosial yang berinteraksi dengan banyak kepala, banyak pendapat, dan banyak pemikiran. Jadi berdamailah dengan resiko sebagai makluk sosial.

 

Kedua,kamu harus benar-benar sadar dan paham atas apa yang sedang kamu lakukan. Paling tidak kamu bisa menganalisis secara objektif apakah yang kamu lakukan adalah benar atau salah. Jika itu benar, maka lanjutkan keputusanmu. Menjadi benar adalah idealism tertinggi! Tidak perlu banyak memberi alasan kepada hatersmengapa keputusanmu harus dijalankan, satu alasan yang kamu berikan akan hadir puluhan alasan baru bahwa kamu adalah salah. Ingat, prinsipnyaHaters and lovers are always being there!  Yang perlu diberikan kepada populasi mereka adalah bukti melalui karya. Untuk itu kamu harus benar-benar yakin apa yang sedang kamu kerjakan adalah benar. Populasi hatersini akan beralih mendukung dan mengelu-elukanmu atau paling tidak menjadi diam, ketika kamu bisa membuktikan keputusanmu yang kamu ambil sudah memberikan hasil. Hanya hasil yang akan membungkam semua tuduhan negatif! 

 

Jika kamu terjebak pada analisis di kepalamu, apakah keputusan tersebut salah atau benar. Diamlah sejenak, kembali gugah hati kecil mu. Tanyakan kembali apa tujuanmu ada disana, apa yang sedang kamu perjuangkan, dan mengapa perlu kamu perjuangkannya. Berikan puluhan pertanyaan terhadap apa yang akan kamu akan putuskan, kumpulan jawaban dare semua pertanyaan tersebut adalah keputusanyang paling bijaksana, apakah harus lanjut atau mundur. Ingat semua keputusan membawa resikonya masing-masing. Pun kamu merasa kuat keputusannya adalah salah, terimalah kesalahan itu. Menjadi manusia tiada henti untuk belajar. Benar atau salah selalu memberikan nilai, mereka yang tiada henti berlatih lapang dada menerima kesalahan sebagai nilai, maka ia sedang mempersiapkan diri untuk menjadi manusia bijak seutuhnya. Ingat! Siapapun boleh meragukanmu, temanmu, kerabatmu, bahkan orangtuamu sendiri, tapi jangan dirimu!

 

Ketiga,jadikan keragu-raguan mereka sebagai motivasi dikala kamu hampir menyerah. Dalam menjalani proses, terkadang kita dihadapkan pada rasa lelah dan ingin berhenti berjuang. Sebenarnya tidak salah jika kamu harus berdiam dan merenungi semua perjuanganmu. Setelah rehat dirasa cukup, kembalilah ke medan perjuangan. Ingat akan selalu ada orang yang ingin membuktikan keragu-raguannya ketika kamu sedang berjuang. Ketika memilih berhenti dan gagal, maka kamu telah membenarkan semua keraguan tersebut. Mereka butuh bukti! Jika kamu ingin membuktikan semua tendensi negatifnya adalah salah, maka jangan pernah letih berjuang hingga kamu bisa bilang, ‘Kau salah’!

 

Mengapa perlu berfikir ‘problem is value’?

Menganggap masalah sebagai nilai adalah cara paling bijak dalam menjalani hidup. Memikirkan secara serius dan menjebak diri dalam masalah hanya akan menghadirkan tekanan dan beban. Mari kita ilustrasikan kembali; segelas air yang digenggam selama satu menit sama sekali tidak akan terasa menjadi beban, digenggam lima menit mungkin mulai sedikit pegal, digenggam selama tiga puluh menit akan terasa kebas dan kaku, jika digenggam hingga dua jam mungkin akan sangat menyakitkan. Demikian pula masalah dalam kehidupan, ia yang tidak berjuang terhadap masalahnya dan memilih berdiam diri maka akan sangat menyiksa namun serasa tak berdaya untuk keluar dare lingkaran masalah tersebut.

 

Jangan pernah takut menghadapi masalah. Bukan menyoal Tuhan tidak pernah memberi cobaan di luar batas kemampuan umatnya, berfikirlah masalah datang atas resiko kita sebagai makhluk sosial, jangan mengkambing hitamkan Tuhan dalam kebermasalahan hidup. Jadilah mandiri atas masalah dan resiko hidup. Sebagai manusia yang rasional dan punya akal, tentu kita bisa mengukur kemampuan dan kapasitas yang kita miliki terhadap masalah yang sedang dihadapi. 

 

Jangan pernah malu ketika salah, jangan juga menyerah ketika gagal. Cobalah berdamai, bahwa paling tidak menghadapi dan menyelesaikan masalah akan mengajarkan tentang nilai kedewasaan dan kebijaksanaan. Sehingga ketika memilih lari dare masalah, maka kita sudah kehilangan dua nilai penting tersebut. 

 

Hal lain yang tidak kalah penting untuk dipelajari adalah sikap yang mampu mengkonstruksikan kritik sebagai sebuah nilai ‘motivasi’. Terkadang memang sulit menerima kritikan sebagai sebuah nilai, terlebih kritik yang disampaikan dengan cara yang tidak bijak. Menjengkelkan! Betul, tidak hanya ucapannya yang menjengkelkan, tapi juga orangnya bisa kita benci seumur hidup. Ingat berdamai dengan pikiran itu penting, menjebak diri dalam masalah itu hanya akan menjadi beban. Bahkan untuk menenangkan diri terkadang kita perlu berfikir ‘bodo amat’. Dalam kondisi ini kita sangat perlu berfikir substansial, yakni fokus pada substansi nilainya bukan kepada siapa yang menyampaikan. Seberapa menyakitkan pun kritik dan cacian yang disampaikan, bencilah perilakunya jangan orangnya. Membenci atau menyalahkan orangnya hanya akan menjadikan kita manusia subjektif yang hanya menilai sesuatu dare siapa yang melakukan bukan apa yang dilakukannya. Secara tidak langsung kita telah membunuh karakter seseorang yang sebenarnya suatu saat nanti bisa berubah menjadi baik kepada kamu. Dengan menjadi subjektif, apapun yang dilakukan, baik maupun buruk hanya dua kata yang akan muncul dalam pikiran ‘tidak suka’. Ingat, kita makhluk sosial yang seumur hidup akan membutuhkan orang lain. Mungkin saja, hari ini kita membenci seseorang, tapi suatu saat nanti ia yang akan membantu kita dalam menyelesaikan masalah. Hati-hati dengan perasaan, jangan terlalu benci dan jangan terlalu sayang, karena dunia mudah berbalik!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melahirkan Pemimpin Yang memiliki Kualitas dan Integritas Yang Tinggi Melalui Kaderisasi Dalam Kampus

Oleh: I Kadek Andre Nuaba (Esay Competition) Pemimpin adalah orang yang melakukan kegiatan atau proses mempengaruhi orang lain dalam suatu situasi tertentu melalui proses komunikasi, yang diarahkan guna mencapai tujuan / tujuan-tujuan tertentu [1] . Untuk menjadi seorang pemimpin, tentu harus memiliki karakter yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pengikutnya,   karena dalam hal ini pengikut sepenuhnya menyerahkan kepercayaannya kepada pemimpinnya untuk menentukan arah dalam mencapai tujuan. Pembentukan karakter seorang pemimpin dapat dilakukan dalam berbagai lembaga salah satunya yaitu; kampus. Kampus merupakan wadah atau sarana pusat pendidikan dengan taraf lebih tinggi dan sebagai salah satu center of intellectuality dapat dikatakan sebagai lumbung kaderisasi pemimpin masa depan bangsa.   Subjek dari kampus itu sendiri adalah mahasiswa . Mahasiswa merupakan kaum intelektual yang ma

Bukan Masalah Siapa Dia, Tapi Kualitasnya?

Menjadi seorang pemimpin untuk suatu kelompok tertentu layaknya seperti sekolompok burung bangau yang terbang bersama – sama. Mengapa? Jika diperhatikan, ketika sekawanan burung bangau akan membentuk sudut lancip ketika terbang bersama, yang berada di posisi depan adalah ketua dari kawanan tersebut, tidak ada seekor bangau pun yang keluar dari barisan. Ini adalah ilustrasi bagi sebuah perkumpulan orang – orang cerdas. Dimana intelektual bukan menjadi ego untuk menonjolkan diri tanpa melihat kedalam sejauh apa saya jika dibandingkan dengan yang lain dan juga bagaimana seorang pemimpin mampu memberikan sekat yang tepat agar mereka yang di pimpin tetap berada pada posisi yang tepat. Kata – kata kritis diatas hanya akan menjadi pengantar tulisan ini saja, hanya sekedar untuk menghangatkan otak kita untuk berfikir lebih cerdas tentang pemimpin. Tahun 2014 menjadi tahun regenerasi bagi satu – satunya organisasi mahasiswa Hindu di Sumatera Selatan yang biasa disebut dengan P